Penyebab Pengangguran Tinggi di Indonesia dan Dampaknya terhadap SDGs

Indonesia tengah menghadapi krisis pengangguran di Indonesia yang signifikan. Meskipun jumlah pencari kerja terus meningkat, jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia jauh lebih sedikit. Fenomena ini memiliki dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi, yang tentunya juga berhubungan langsung dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Pengangguran di Indonesia dan dampak terhadap SDGs menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi untuk mencapai tujuan yang inklusif dan berkelanjutan.
Selain meningkatnya jumlah pencari kerja, fenomena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) memperburuk pengangguran di Indonesia. Banyak perusahaan terdampak pandemi dan krisis ekonomi global, memaksa mereka melakukan PHK massal. Hal ini tidak hanya mempengaruhi individu yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga mengganggu pencapaian SDGs, terutama dalam hal kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi inklusif. Kondisi ini memperburuk perekonomian karena banyak tenaga kerja berpengalaman bergabung dengan pasar yang sudah jenuh. Kebijakan efisiensi dan otomatisasi perusahaan juga semakin mempersempit lapangan pekerjaan yang tersedia.
Tingkat Pengangguran di Indonesia

Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2024, Indonesia mencatatkan 7,47 juta orang yang menganggur, sementara hanya ada 1,82 juta lowongan pekerjaan yang terdaftar. Angka ini jelas menggambarkan kesenjangan yang besar antara jumlah pencari kerja dan pekerjaan yang tersedia. Tingkat pengangguran tertinggi terdapat pada usia 20-24 tahun, yang seringkali adalah masa setelah lulus kuliah. Hal ini menunjukkan bahwa banyak lulusan muda kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka.
Kesenjangan antara pencari kerja dan lowongan pekerjaan mencerminkan masalah struktural yang lebih besar dalam perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia tumbuh cukup lambat, terutama setelah pandemi, dan belum mampu menyerap jumlah pencari kerja yang terus meningkat.
Tantangan Pengangguran di Indonesia dan Dampak SDGs
Fenomena lebih banyak pencari kerja daripada lowongan pekerjaan bertentangan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dimana SDGs bertujuan untuk menciptakan dunia yang lebih adil, sejahtera, dan berkelanjutan yaitu dengan:
- SDG 4: Pendidikan Berkualitas
Sistem pendidikan Indonesia belum sepenuhnya menyiapkan keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja. Sehingga lulusan muda kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kurikulum yang relevan dengan perkembangan industri. Akibatnya, banyak lulusan yang harus mengikuti pelatihan tambahan setelah lulus, yang memperpanjang waktu mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
- SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Kebijakan ekonomi Indonesia perlu disesuaikan untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan layak. Yaitu pekerjaan dengan upah adil, keamanan kerja, dan kesempatan berkembang. Saat ini, banyak pekerjaan yang tersedia adalah pekerjaan sementara atau di sektor informal, yang tidak memberikan keamanan sosial atau upah yang memadai. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif diperlukan untuk memastikan bahwa sektor-sektor yang berkembang akan menciptakan lebih banyak pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan para pencari kerja.
- SDG 10: Mengurangi Ketimpangan
Ketimpangan geografis menjadi masalah utama, dengan daerah perkotaan lebih banyak menawarkan lowongan pekerjaan dibandingkan daerah pedesaan. Hal ini memperburuk ketimpangan antara pencari kerja yang antara di kota besar dan di daerah yang seringkali kesulitan mengakses informasi atau kesempatan kerja. Selain itu, terdapat perbedaan kesempatan kerja yang didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan disabilitas. Misalnya, perempuan sering menghadapi kesulitan lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan formal, sementara penyandang disabilitas kurang mendapat fasilitas yang memadai untuk berpartisipasi dalam pasar kerja.
Bagaimana Cara Memperbaiki Pengangguran yang Berdampak ke SGDs?
Solusi untuk mengatasi masalah pengangguran ini memerlukan perubahan di berbagai sektor. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan layak di Indonesia:
- Perbaiki Sistem Pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini, dengan fokus pada pengembangan keterampilan praktis.
- Kebijakan Pertumbuhan Ekonomi perlu difokuskan pada penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak. Terutama di sektor-sektor yang membutuhkan tenaga kerja, seperti teknologi dan industri hijau.
- Jaminan Kesempatan Setara pada semua individu, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang. Sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pasar kerja.
- Menciptakan Pekerjaan dan Akses yang Merata di daerah pedesaan dan mengurangi ketimpangan antara perkotaan dan pedesaan. Selain itu, pastikan akses pendidikan dan kesempatan kerja yang merata bagi semua, tanpa diskriminasi.
Bagaimana Solusi Ini Bisa Meningkatkan Kualitas Hidup?
Seiring dengan pertumbuhan populasi Indonesia, jumlah pencari kerja terus meningkat. Namun, pertumbuhan ekonomi yang belum cukup cepat untuk menyediakan pekerjaan yang layak memperburuk ketidaksesuaian ini. Sehingga mengarah pada pengangguran dan kelangkaan pekerjaan, terutama di kalangan anak muda dan lulusan baru. Pengangguran di Indonesia dan dampaknya terhadap SDGs harus segera diatasi. Sehingga kita bisa mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan berkelanjutan.
Bagaimana menurut Anda, apa solusi terbaik untuk mengatasi kesenjangan antara pencari kerja dan lowongan pekerjaan di Indonesia? Apakah Anda tertarik untuk mendalami lebih lanjut tentang penciptaan pekerjaan berkelanjutan dan inisiatif ESG? CESGS siap untuk membantu Anda dalam upaya menciptakan perubahan positif di dunia kerja!
Hubungi CESGS disini! bit.ly/CESGSPartner








dizain-cheloveka-manifestor.ru says:
hdmy.ru says:
HumanDesign2028.ru says: