Life Cycle Assessment (LCA) di PROPER: Jejak Lingkungan di Setiap Keputusan Bisnis

Setiap keputusan bisnis, dari pemilihan bahan baku hingga strategi operasional, memiliki dampak lingkungan yang sering kali tidak terlihat. Life Cycle Assessment (LCA) hadir sebagai metode ilmiah untuk mengukur dan mengevaluasi jejak lingkungan di setiap tahap siklus hidup produk atau proses. Dalam konteks PROPER, penerapan LCA menjadi krusial untuk membantu perusahaan mengidentifikasi dampak lingkungan secara menyeluruh dan meningkatkan kinerja keberlanjutan. Dengan mengintegrasikan LCA ke dalam PROPER, perusahaan tidak hanya memenuhi standar lingkungan, tetapi juga menciptakan strategi bisnis yang lebih efisien dan bertanggung jawab. Bagaimana LCA dalam PROPER dapat membantu bisnis tumbuh secara berkelanjutan? Mari kita eksplorasi lebih lanjut.
Apa itu Life Cycle Assessment (LCA)?
Life Cycle Assessment (LCA), yang juga dikenal sebagai analisis siklus hidup, adalah metode sistematis untuk menilai dampak lingkungan suatu produk, proses, atau sistem. LCA mencakup inventarisasi sumber daya, penilaian dampak, dan interpretasi hasil untuk mengidentifikasi tahapan dengan kontribusi terbesar terhadap lingkungan. Dengan LCA, perusahaan dapat membandingkan alternatif produk, meningkatkan efisiensi, serta mengembangkan solusi yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, LCA juga menjadi alat penting dalam pengambilan keputusan berkelanjutan dan komunikasi transparan kepada konsumen.
Model Siklus Hidup Produk dalam LCA

Source: BioPak
Dalam Life Cycle Assessment (LCA), terdapat berbagai model siklus hidup produk yang digunakan pada tahapan yang ingin dianalisis atau data yang tersedia. Berikut adalah lima model siklus hidup produk yang umum digunakan dalam LCA:
-
Cradle-to-Grave
Model Cradle-to-Grave menganalisis dampak lingkungan dari seluruh siklus hidup produk, mulai dari ekstraksi bahan baku (cradle) hingga pembuangan akhir (grave). Model ini mencakup lima tahapan utama siklus hidup produk, yaitu bahan baku, produksi, transportasi, penggunaan, dan pembuangan. Model ini memberikan gambaran paling komprehensif mengenai dampak lingkungan suatu produk, tetapi juga lebih kompleks dalam pengumpulan dan analisis datanya.
-
Cradle-to-Gate
Model Cradle-to-Gate hanya menilai dampak lingkungan hingga produk keluar dari pabrik, tanpa memperhitungkan penggunaan dan pembuangannya. Model ini sering digunakan untuk mengukur dampak lingkungan dari proses manufaktur saja, sehingga lebih sederhana dibandingkan Cradle-to-Grave.
-
Cradle-to-Cradle
Model Cradle-to-Cradle mengadopsi prinsip Ekonomi Sirkular, di mana produk tidak berakhir sebagai limbah. Namun, produk akan masuk kembali ke sistem produksi melalui daur ulang atau penggunaan kembali. Berbeda dengan Cradle-to-Grave yang berakhir pada tahap pembuangan, model ini menggantikan tahap tersebut dengan sistem recycling atau closed-loop system. Sehingga menciptakan siklus hidup produk yang lebih berkelanjutan.
-
Gate-to-Gate
Model Gate-to-Gate digunakan untuk menilai satu proses dalam rantai produksi, tanpa mempertimbangkan tahapan sebelum atau sesudahnya. Model ini berguna untuk industri yang memiliki banyak tahapan produksi dengan nilai tambah di setiap tahapnya. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat menilai dampak lingkungan dari satu proses tertentu, yang nantinya bisa dikombinasikan dengan tahapan lain yang lebih luas.
-
Well-to-Wheel
Model Well-to-Wheel digunakan khusus dalam analisis siklus hidup bahan bakar dan kendaraan transportasi. Model ini terbagi menjadi dua tahap utama: Well-to-Tank (dampak dari produksi bahan bakar hingga pengisian ke kendaraan) dan Tank-to-Wheel (dampak dari penggunaan bahan bakar dalam kendaraan). Model ini sangat berguna dalam menghitung emisi gas rumah kaca dan konsumsi energi di setiap tahap, sehingga sering digunakan dalam analisis transportasi berkelanjutan.
Penilaian LCA Terdiri Dari 4 Tahap

Source: Rochester Institute of Technology
-
Definition of Goal and Scope
Langkah pertama dalam LCA adalah menentukan Goal dan Scope studi. Berfungsi untuk menetapkan batasan dan kedalaman analisis agar hasilnya lebih bermakna dan dapat ditindaklanjuti. Perusahaan menentukan unit fungsional, jumlah data primer dan sekunder, serta kategori dampak seperti jejak karbon dan penggunaan air. Pemilihan metode Life Cycle Impact Assessment (LCIA) juga penting untuk memastikan studi lebih sistematis dan akurat. Dengan metode yang efektif, LCA dapat memberikan hasil yang lebih akurat, relevan, dan selaras dengan target keberlanjutan perusahaan.
-
Life Cycle Inventory (LCI)
Life Cycle Inventory (LCI) adalah tahap pengumpulan data yang berfokus pada input dan output lingkungan dari produk atau layanan. Semua elemen akan ditentukan dan diukur secara kuantitatif, termasuk bahan baku, energi, konsumsi air, serta emisi ke udara, tanah, atau air. Karena kompleksitas rantai pasok, LCI menjadi tahap yang paling memakan waktu. Untuk mempermudah analisis, data divisualisasikan dalam model aliran yang memperjelas unit, input, dan output secara sistematis. Dengan metode ini, perusahaan dapat memastikan seluruh aktivitas dalam cakupan LCA teridentifikasi dengan baik.
-
Life Cycle Impact Assessment (LCIA)
Pada tahap Life Cycle Impact Assessment (LCIA), perusahaan mengevaluasi dampak lingkungan berdasarkan data LCI sebelumnya. Fase ini krusial dalam LCA, dimana dampak produk akan diukur dan dianalisis. Melalui pemilihan kategori dampak, klasifikasi data, dan pengukuran dampak, kita dapat memahami bagaimana suatu produk mempengaruhi lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan ini, perusahaan dapat mengidentifikasi area dengan dampak terbesar dan menerapkan strategi pengurangan emisi, efisiensi energi, serta praktek produksi yang lebih berkelanjutan.
-
Interpretation of LCA
Pada tahap ini, kita telah memahami proses LCA, alasan penerapannya, dan cara menginterpretasikan hasilnya. Interpretasi memastikan keakuratan dan validitas data sebelum pengambilan keputusan. Proses ini memberikan wawasan mengenai dampak lingkungan dari suatu produk atau layanan, serta membantu perusahaan dalam mengambil keputusan berbasis data untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.
Kesimpulan & Langkah Selanjutnya
Life Cycle Assessment (LCA) bukan hanya alat analisis, tetapi juga strategi penting dalam mendukung keberlanjutan bisnis. Sebagai perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja lingkungan dan transparansi dalam pelaporan keberlanjutan, penerapan LCA juga menjadi elemen penting dalam PROPER. PROPER menilai sejauh mana perusahaan berkomitmen terhadap pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab, termasuk pengurangan dampak lingkungan melalui pendekatan siklus hidup.
Ingin menyusun PROPER dengan strategi ESG yang lebih kuat? CESGS siap membantu perusahaan Anda dalam penyusunan PROPER dan perencanaan keberlanjutan. Konsultasikan kebutuhan bisnis Anda bersama CESGS dan wujudkan transformasi menuju operasional yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan bit.ly/PROPERCESGS








Setahun Prabowo-Gibran, Walhi Beri Rapor Merah says:
Sumpah Pemuda 2025: Refleksi Sosial dan Integritas Generasi Baru – Sustainable Indonesia says:
Masa Depan Hijau dengan Corporate Training LCA bersama ZonaEBT! says: